Minggu, 18 Maret 2012

Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkanya rahmat, taufiq, dan hidayahnya  sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu yang berjudul “Georg Wilhelm Friedrich Hegel”.
Penyusunan makalah yang dikerjakan secara individu ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas akhir semester V pada mata kuliah Sejarah Intelektual Jurusan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP PGRI Madiun.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan penulis dalam hal kemampuan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dalam penulisan makalah ini sangat penulis harapkan.


    Madiun, 6 Januari 2011
   
    Penulis



BAB I
Pendahuluan

A.    Latar belakang
Filsafat sejarah merupakan komponen yang tak dapat dipisahkan dari rangkaian keilmuan filsafat secara umum. Bagian integral yang berpengaruh dalam memahami dan mengkaji sejarah dari sudut pandang filsafat.Memandang sejarah bukan hanya masa lampau namun juga menjadi unsur perubahan dari masa ke masa.
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
Beberapa tokoh bermunculan dari ranah filsafat sejarah, dan Hegel termasuk didalamnya.Dia merupakan salah satu filsuf ternama yang dihasilkan Jerman sebagai sebuah tempat yang layak bagi lahirnya beberapa filsuf terkenal dan berpengaruh. Disamping Immmanuel Kant, Hegel memiliki konsistensi dalam berfikir dan kapabilitas rasio yang mampu menterjemahkan hidup dalam bentuk rumus dialektikanya yang terkenal. Hegel seorang yang progresif dalam berfikir dan bertindak,meskipun tidak reaksioner dalam bersikap terhadap realitas.Filsafat Roh yang merupakan karakternya,yang dia akui merupakan hasil sintesa antara pemikiran Fichte dan Schelling dizaman pertumbuhan filsafat idealisme Jerman abad-19.Dia cenderung memaknainya sebagai Roh Mutlak atau Idealisme Mutlak.
Pandangan mengenai realitas begitu jauh dan meluas. Selain pandangannya mengenai pikiran sebagai sesuatu yang mempengaruhi kehidupan fisik dan material. Dia memiliki pengaruh yang sangat besar dalam ilmu pengetahuan pada abad-19 dalam hal melakukan pembuktian nilai-nilai realitas dengan nalar yang dia terjemahkan dalam bentuk hukum dialektik. Yang dikemudian hari tanpa disadari menjadi inspirasi Karl Marx dalam menetapkan teori materialis didalam tubuh sosialismenya.



BAB II
Pembahasan

A.    Biografi
Hegel seorang yang berkebangsaan Jerman dan dilahirkan di Kota Stuttgart, Jerman pada 27 Agustus 1770. Keluarga Hegel adalah sebuah keluarga kelas menengah yang mapan di Stuttgart. Ayahnya seorang pegawai negeri dalam administrasi pemerintahan di Wurttemberg. Hegel adalah seorang anak yang sakit-sakitan dan hampir meninggal dunia karena cacar sebelum mencapai usia enam tahun. hubungannya dengan kakak perempuannya, Christiane, sangat erat, dan tetap akrab sepanjang hidupnya. Dia sempat pula mengenyam pendidikan di Gymnasium Stuttgart, setelah kemudian melanjutkan di Universitas Tubingen. Dalam hidupnya dia curahkan untuk mempelajari dan mengkaji filsafat secara mendalam, dengan banyak membaca artikel, buku-buku dari beberapa pemikir filsafat yang sempat pula mempengaruhinya seperti; Aristoteles,Descartes,dan Kant. Hegel dapat dikatakan sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain dalam proses pencapaian kesadaran diri.

B.    Metode Dialektika
    Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran) dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual. Pengertian tersebut diterangkan secara radikal agar dalam proses pemikirannya kehilangan ketegasan dan mencair. Pengingkaran adalah konsep pengertian pertama (pengiyaan) dilawanartikan, sehingga muncul konsep pengertian kedua yang kosong, formal, tak tentu, dan tak terbatas. Menurut Hegel, dalam konsep kedua sesungguhnya tersimpan pengertian dari konsep yang pertama. Konsep pemikiran kedua ini juga diterangkan secara radikal agar kehilangan ketegasan dan mencair. Kontradiksi merupakan motor dialektika (jalan menuju kebenaran) maka kontradiksi harus mampu membuat konsep yang bertahan dan saling mengevaluasi. Kesatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi dua konsep pengertian yang saling berlawanan agar tercipta konsep baru yang lebih ideal.

C.    Pemikiran Hegel
Hegel semasa mudanya tertarik dengan Mistisisme dan pandangannya yang belakangan bisa dianggap sebagai intelektualisasi terhadap apa yang mulanya tampak sebagai wawasan mistik. Sebagai awalnya terhadap mistisism, ia mempertahankan keyakinan terhadap ketidak kenyataan adalah bagian dari dunia. Dalam  pandangannya bukan kumpulan – kumpualan unit keras baik atom, jiwa yang masing – masing berdiri sendiri sepenuhnya. Kemandirian benda - benda yang terbatas yang tampak jelas itu dipandang olehnya sebagai ilusi. Kata “dia tiada yang sungguh – sungguh nyata kecuali “keseluruhan(the whole)”. Hegel menegaskan yang nyata adalah rasional dan yang rasional adalah nyata. Namun ketika ia mengatakan hal ini ia tidak memaksudkan “yang nyata” sebagai apa yang menurut empiris dipandang nyata. Ia mengakui bahkan menyakini apa yang bagi empiris terlihat sebagai fakta adalah sebuah kepstian, tidak rasional.
Ada dua hal yang membedakan Hegel dengan orang – orang lain yang memiliki pandangan metafisi yang kurang lebih mirip dengannya, salah satunya adalah penekanan pada logika. Logika menurut hegel dinyatakan sebagai hal yang sama sebagai metafisika. Pandanganya adalah segala predikat biasa, jika diterima sebagai sesuatu yang memungkinkan sebagai keutuhan realitas, menghasilkan kontradiktif diri. Corak pembeda lainnya adalah tritunggal yang disebut “dialektik”.
Kata Hegel,”Akal adalah kepastian yang sadar tentang semua realitas yang berbeda”. Ini tidak berarti bahwa satu orang tersendiri adalah semua realitas, dalam kesendirian, ia sepenuhnya nyata, tetapi yang nyata padanya adalah partisipasinya dalam Realitas sebagai keseluruhan. Idea yang mutlak, yang berujung adalah sesuatu yang mirip dengan Tuhannya Aristoteles. Ide ini diperkirakan merupakan pemikiran mengenai idea itu sendiri. Jelas yang mutlak tidak dapat memkirkan apa – apa selain memikirkan dirinya sendiri. Kita diberitahukan bahwa Ruh (Spirit) adalah satu – satunya realitas, dan bahwa pikiranya dipantulkan ke dalam dirinya sendiri oleh kesadaran diri.
Dalam perkembangan history Ruh, tedapat tiga tahap :
1.    Timur
2.    Yunani dan Romawi
3.    Jerman
Dunia timur tahu dari dulu hingga sekarang, bahwa yang bebas hanya satu. Dunia Yunani dan Romawi tahu yang bebas beberapa. Dunia Jerman tahu yang bebas adalah semuanya. Orang mungkin mengira demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang tepat yang di dalamnya semua orang bebas. Demokrasi dan Aristokrasi sama – sama pada tahap yang di dalamnya sebagian orang bebas, depotisme adalah yang di dalamnya satu orang bebas, dan monarki adalah yang di dalamnya semua orang bebas. Bagi Hegel “kebeasan” bermakna agak lebih luas daripada hak untuk menaati hukum.

D.    Hasil Karya Dari Pemikiran Hegel
    Phenomenology of Spirit (Phanomenologie des Geistes Kadang-kadang diterjemahkan sebagai Phenomenology of Mind) 1807 (Ini adalah contoh masalahnya: Para penerjemah Inggris dari buku Phanomenologie des Geistes tidak pasti apakah mereka harus menerjemahkan "Geist" dengan "Roh" atau "Pikiran", meskipun istilah "Roh" dan "Pikiran" sangat berbeda dalam bahasa Inggris.).
    Science of Logic (Wissenschaft der Logik) 1812–1816 (edisi terakhir dari bagian pertama 1831).
    Encyclopedia of the Philosophical Sciences (Enzyklopaedie der philosophischen Wissenschaften) 1817–1830.
    Elements of the Philosophy of Right (Grundlinien der Philosophie des Rechts) 1821
    Kuliah tentang Estetika.
    Kuliah tentang Filsafat Sejarah (juga diterjemahkan menjadi Kuliah tentang Filsafat Sejarah Dunia) 1830.
    Kuliah tentang Filsafat Agama.
    Kuliah tentang Sejarah Filsafat.

E.    Sumbangan Hegel Terhadap Sejarah
Dalam sistem filsafat Hegel, bangsa memerankan peran penting yang dimainkan kelas dalam sistem filsafat Karl Marx. Prinsip perkembangan historis menurut Hegel adalah bakat nasional. Penekanan konsepsi pada Bangsa yang aneh tentang kebebasan menjelaskan puji – pujianya tehadap negara yang merupakan suatu aspek yang penting dalam filsafat tentang politik. Filsafatnya tentang negara dikembangkan dalam karyanya, “Philosophy Of History” dan “Philosophy Of Law”.
Dalam “Philosophy Of History” Negara adalah kehidupan bermoral yang terwujud secara aktual, dan bahwa semua realitas spiritual yang dimiliki umat manusia hanya bisa dimiliki melalui Negara. Karena realitas spiritual tercapai lantaran negara. Sedangkan dalam  “Philosophy Of Law” seksi tentang negara mengembangkan doktrin yang sama dengan yang terdapat dalam filsafat sejarah, tetapi agak lebih lengkap. “Negara adalah realitas idea moral, ruh moral, sebagai kehendak substansial yang bisa dilihat gamblang bagi dirinya sendiri, yang memikirkan dan mengetahui diri sendiri, dan memenuhi apa yang diketahui selama mengetahuinya”. Negara adalah rasional dalam dirinya sendiridan bagi dirinya sendiri. Jika negara itu eksis hanya demi kepentingan individu bisa atau tidak bisa menjadi anggota negara. Tetapi ini mempunyai hubungan yang berbeda dengan individu karena ini Ruh obyektif, individu hanya memiliki obyektifitas, kebenaran, dan moralitas selama ia menjadi anggota negara, yang isi dan niat sejatinya hanya persatuan saja.




BAB III
Penutup

A.    Kesimpulan
Hegel tidak memaknai filsafat sejarah hingga pada tataran definisi konkret dan spesifik, tapi pandangannya mengenai sejarah sudah merupakan unsur integral dari filsafat sejarah itu sendiri, serta pernyataannya yang memandang filsafat sejarah sebagai sebuah pertimbangan pemikiran terhadapnya.
Pemikiran sendiri merupakan realitas tertinggi, serta sebagai hakekat kemanusiaan. Hegel mampu meyakinkan kepada setiap orang bahwa sejarah merupakan suatu nilai yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Dengan berbagai dinamika pemikiran dan tindakan manusia sebagai sebuah bentuk pengakuan atas eksistensi suatu wujud material.
Hegel dengan segala dinamika pemikirannya mampu membuka ranah intelektualitas kita secara lebih luas. Luas dalam menyikapi sejarah tidak hanya sebagai fenomena realitas, namun perwujudan atas perubahan kondisi masyarakat dimasa depan. Dia telah menempatkan ruh dunia, rasio manusia, dan kebebasan memperoleh makna dan posisi yang nyaman didalam konteks sejarah.

0 Komentar:

Posting Komentar

 
!!!!Ingat pesan BUNG KARNO: JANGAN SEKALI-SEKALI MELUPAKAN SEJARAH!!!!