Rabu, 30 Oktober 2013

Terapi Gestalt



BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Terapi Gestalt yang dikembangkan Frederick Peris adalah bentuk terapi dimana individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika berharap mencapai kematangan. Asumsi dasaar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani sendiri masalahnya secara efektif. Tugas terapis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya masalah tersebut dengan menyadarkan atas tindakannya. Jadi, pada dasarnya terapi Gestalt sedapat mungkin klien mampu menyelenggarakan terapi sendiri.
  1. RUMUSAN MASALAH
    1. Apakah konsep dasar dari terapi Gestalt?
    2. Bagaimana asumsi tingkah laku bermasalah dari teori Gestalt?
    3. Apakah tujuan dari konseling Gestalt?
    4. Bagaimana proses konseling dari terapi Gestalt?
    5. Apa saja fase-fase konseling dalam teori Gestalt?
    6. Bagaimana teknik konselingnya?
    7. Bagaimana teknik kerja konseling Gestalt?
  2. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk mengetahui konsep dasar dari terapi Gestalt
    2. Untuk mengetahui tingkah laku bermasalah dari teori Gestalt
    3. Untuk mengetahui tujuan dari konseling Gestalt
    4. Untuk mengetahui proses konseling dari terapi Gestalt
    5. Untuk mengetahui fase-fase konseling dalam teori Gestalt
    6. Untuk mengetahui teknik konselingnya
    7.  Untuk mengetahui teknik kerja konseling Gestalt


BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia, pendekatan ini memandang bahwa tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
A.    Konsep Dasar
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Beberapa konsep dasar adalah seperti berikut ini :
a.  Kenyataan sekarang
Yang penting ialah apa yang ada sekarang. Pertolongan dilakukan dalam konteks dan diarahkan kebulatan organisme dan realitas lingkungan dimana individu itu hidup. Kenyataan hidup dan lingkungan inilah yang menentukan tingkah laku. Jika sesuatu dalam lingkungan tidak sebagaimana mestinya akan timbul usaha untuk mengubahnya sehingga dapat memberi tempat / keseimbangan kepada organisme.
b.  Keseluruhan organisme dan perbaikan
Seseorang dapat memperbaiki diri hanya jika meliputi ( melibatkan ) seluruh organisme dan jika keseluruhan berfungsinya organisme dimanfaatkan. Terapis mengarahkan usaha pertolongannya kekeseluruhannya teroganisasi atau gestalt individu.  Kebulatan dan integrasi dijabarkan dalam terapi dengan kata lain klien diikutsertakan secara aktif dalam proses terapi.
c.  Hubungan dengan lingkungan
interaksi organisme dengan lingkungan menjadi dasar dari semua tingkah laku. Terapi gestalt melihat manusia menghayati ketidaksesuaian atau pertentangan di dalam dirinya. Lingkungan memberi kemungkinan kepada individu menghayati dan melakukan hal-hal yang bermakna. Dengan kata lain jika individu diberi dorongan atau kesempatan untuk beraksi atau berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya. Unsur-unsur yang saling bertentangan dapat dikurangi dan organisme akan dapat berfungsi lebih sehat dan lebih bermakna.
d.  Bertindak sebagai keseluruhan ( kebulatan )
      Keseluruhan individu yang bersatu, terorganisasi, terintegrasi akan bertingkah laku sebagai kebulatan. Dalam konseling juga dalam setiap penelitian tentang individu perlu dipertimbangkan lapangan dimanan aspek-aspek social, kebudayaan kehewanan dan factor-faktor fisik berinteraksi.
e.  Lapangan interaksi
Di atas telah disebutkan bahawa ada lapangan dimana individu berintegrasi dengan lingkungan. Kontak merupakan dan mengharuskan penyesuaian secara kreatif dan melewati keterlibatannya individu dapat mengubah atau menghilangkan maladjustment-nya.
f.  Sifat Pertumbuhan
Pertumbuhan meliputi kesadaran akan adanya lapangan yang merupakan akibat dari kontak dan interaksi antara organisme dengan lingkungan. Pertumbuhan adalah fungsi kontak itu, berupa penyesuaian organisme dengan lapangan yang makin luas, merupakan hasil kekuaatan dinamik yang terdapat dalam individu dan lingkungan. Tekanan terapi ialah memberi pengalaman kepada individu untuk memperoleh pengalaman, belajar melihat dan menerima perasaan-perasaan, yang kemudian dijabarkan dalam tingkah laku yang konstruktif dan yang mendorong pertumbuhan.
 Jadi hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah :
(1)  tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya,
(2) merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu,
(4) berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya,
(5) dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab,
(6) mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan.

B.     Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Perkembangan yang terganggu adalah tidak terjadi keseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self).
  • Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
  • Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
  • Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
Spektrum tingkah laku bermasalah pada individu meliputi :
  • Kepribadian kaku (rigid)
  • Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung
  • Menolak berhubungan dengan lingkungan
  • Menolak kebutuhan diri sendiri

C. Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya. Jika individu mampu mengubah perspektif atau penghayatan kesadaran, ia dimungkinkan pula untuk mengubah tingkah lakunya.
Sasaran utama terapi Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Apabila klien menjadi sadar, maka urusannya yang tak selesai akan selalu muncul sehingga bias ditangani dalam terapi.

D.    Proses Konseling
Tugas konselor adalah mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya serta mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar klien mau belajar menggunakan perasaannya secara penuh. Untuk itu klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang. Konselor hendaknya menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat.

E.   Fase-fase proses konseling
a)        Fase pertama, konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien.
b)       Fase kedua, konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien.
c)        Fase ketiga, konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini, klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.
d)     Fase keempat, setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling.

F.   Teknik Konseling
Hubungan personal antara konselor dengan klien merupakan inti yang perlu diciptakan dan dikembangkan dalam proses konseling. Dalam kaitan itu, teknik-teknik yang dilaksanakan selama proses konseling berlangsung adalah merupakan alat yang penting untuk membantu klien memperoleh kesadaran secara penuh.

G.  Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestalt
a)      Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
b)     Orientasi Sekarang dan Di Sini, dalam proses konseling konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang.
c)      Orientasi Eksperiensial, konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian klien mengintegrasikan kembali dirinya

F.   Teknik-teknik Konseling Gestalt
a)      Permainan Dialog: Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan,
b)     Latihan Saya Bertanggung Jawab: Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya itu kepada orang lain.
c)      Bermain Proyeksi: artinya memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya.
d)     Teknik Pembalikan: konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
e)      Tetap dengan Perasaan: Teknik dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin menghindarinya.


BAB III
KESIMPULAN

            Terapi Gestalt adalah suatu terapi yang eksistensial yang menekankan kesadaran disini dan sekarang. Konsep-konsep utamanya mencakup penerimaan tanggung jawaab pribadi, hidup pada saat sekarang, pengalaman langsung, penghindaran diri, urusan yang tidak sesuai dan penembusan jalan buntu.
            Sasaran terapeutik utamanya adalah menantang klien untuk beralih dari dukungan lingkungan kepada dukungan sendiri. Dalam pendekatan ini, terapis membantu klien agar mengalami penuh segenap perasaannya dan supaya klien mampu membuat penafsiran-penafsiran sendiri. Serta terapis lebih memusatkan perhatian pada bagaimana klien bertindak.
Salah satu kelebihan terapi Gestalt adalah pengalaman-pengalaman masa lampau klien yang relevan dibawa ke saat sekarang, sehingga hasilnya jauh lebih baik disbanding dengan hanya membicarakan keterangan histiris klien secara abstrak. Akan tetapi, terapi Gestalt cenderung anti-intelektual dalam arti kurang memperhitungkan factor-faktor kognitif.


DAFTAR PUSTAKA


Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
        Refika Aditama

Siswohardjono, Aryatmi. 1991. Perspektif Bimbingan dan Konseling dan
        Penerapannya. Semarang: Satyawacana

0 Komentar:

Posting Komentar

 
!!!!Ingat pesan BUNG KARNO: JANGAN SEKALI-SEKALI MELUPAKAN SEJARAH!!!!