BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG MASALAH
Terapi Gestalt yang
dikembangkan Frederick Peris adalah bentuk terapi dimana individu harus
menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika
berharap mencapai kematangan. Asumsi dasaar terapi Gestalt adalah bahwa
individu-individu mampu menangani sendiri masalahnya secara efektif. Tugas
terapis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya masalah tersebut dengan
menyadarkan atas tindakannya. Jadi, pada dasarnya terapi Gestalt sedapat mungkin
klien mampu menyelenggarakan terapi sendiri.
- RUMUSAN MASALAH
- Apakah konsep dasar dari terapi Gestalt?
- Bagaimana asumsi tingkah laku bermasalah dari teori Gestalt?
- Apakah tujuan dari konseling Gestalt?
- Bagaimana proses konseling dari terapi Gestalt?
- Apa saja fase-fase konseling dalam teori Gestalt?
- Bagaimana teknik konselingnya?
- Bagaimana teknik kerja konseling Gestalt?
- TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui konsep dasar dari terapi Gestalt
- Untuk mengetahui tingkah laku bermasalah dari teori Gestalt
- Untuk mengetahui tujuan dari konseling Gestalt
- Untuk mengetahui proses konseling dari terapi Gestalt
- Untuk mengetahui fase-fase konseling dalam teori Gestalt
- Untuk mengetahui teknik konselingnya
- Untuk mengetahui teknik kerja konseling Gestalt
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hubungannya dengan
perjalanan kehidupan manusia, pendekatan ini memandang bahwa tidak ada yang
“ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani,
oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
A.
Konsep Dasar
Pendekatan
konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif
sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima
tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang
akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Beberapa
konsep dasar adalah seperti berikut ini :
a. Kenyataan sekarang
Yang penting ialah apa
yang ada sekarang. Pertolongan dilakukan dalam konteks dan diarahkan kebulatan
organisme dan realitas lingkungan dimana individu itu hidup. Kenyataan hidup
dan lingkungan inilah yang menentukan tingkah laku. Jika sesuatu dalam
lingkungan tidak sebagaimana mestinya akan timbul usaha untuk mengubahnya
sehingga dapat memberi tempat / keseimbangan kepada organisme.
b. Keseluruhan organisme dan perbaikan
Seseorang dapat
memperbaiki diri hanya jika meliputi ( melibatkan ) seluruh organisme dan jika
keseluruhan berfungsinya organisme dimanfaatkan. Terapis mengarahkan usaha
pertolongannya kekeseluruhannya teroganisasi atau gestalt individu. Kebulatan dan integrasi dijabarkan dalam
terapi dengan kata lain klien diikutsertakan secara aktif dalam proses terapi.
c. Hubungan dengan lingkungan
interaksi organisme
dengan lingkungan menjadi dasar dari semua tingkah laku. Terapi gestalt melihat
manusia menghayati ketidaksesuaian atau pertentangan di dalam dirinya.
Lingkungan memberi kemungkinan kepada individu menghayati dan melakukan hal-hal
yang bermakna. Dengan kata lain jika individu diberi dorongan atau kesempatan
untuk beraksi atau berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya. Unsur-unsur
yang saling bertentangan dapat dikurangi dan organisme akan dapat berfungsi
lebih sehat dan lebih bermakna.
d. Bertindak sebagai keseluruhan ( kebulatan )
Keseluruhan individu yang bersatu,
terorganisasi, terintegrasi akan bertingkah laku sebagai kebulatan. Dalam
konseling juga dalam setiap penelitian tentang individu perlu dipertimbangkan
lapangan dimanan aspek-aspek social, kebudayaan kehewanan dan factor-faktor
fisik berinteraksi.
e. Lapangan interaksi
Di atas telah disebutkan
bahawa ada lapangan dimana individu berintegrasi dengan lingkungan. Kontak
merupakan dan mengharuskan penyesuaian secara kreatif dan melewati
keterlibatannya individu dapat mengubah atau menghilangkan maladjustment-nya.
f. Sifat Pertumbuhan
Pertumbuhan meliputi
kesadaran akan adanya lapangan yang merupakan akibat dari kontak dan interaksi
antara organisme dengan lingkungan. Pertumbuhan adalah fungsi kontak itu,
berupa penyesuaian organisme dengan lapangan yang makin luas, merupakan hasil
kekuaatan dinamik yang terdapat dalam individu dan lingkungan. Tekanan terapi
ialah memberi pengalaman kepada individu untuk memperoleh pengalaman, belajar melihat
dan menerima perasaan-perasaan, yang kemudian dijabarkan dalam tingkah laku
yang konstruktif dan yang mendorong pertumbuhan.
Jadi hakikat manusia menurut pendekatan
konseling ini adalah :
(1) tidak dapat dipahami, kecuali dalam
keseluruhan konteksnya,
(2) merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu,
(4) berpotensi
untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya,
(5)
dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab,
(6) mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara
efektif.
Dalam
pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished
business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti
dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa,
rasa diabaikan.
B.
Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Perkembangan
yang terganggu adalah tidak terjadi keseimbangan antara apa-apa yang harus
(self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self).
- Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis
- Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
- Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
Spektrum
tingkah laku bermasalah pada individu meliputi :
- Kepribadian kaku (rigid)
- Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung
- Menolak berhubungan dengan lingkungan
- Menolak kebutuhan diri sendiri
C.
Tujuan Konseling
Tujuan
utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai
macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung
makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap
lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak
untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya. Jika individu mampu mengubah
perspektif atau penghayatan kesadaran, ia dimungkinkan pula untuk mengubah
tingkah lakunya.
Sasaran
utama terapi Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Apabila klien menjadi sadar,
maka urusannya yang tak selesai akan selalu muncul sehingga bias ditangani
dalam terapi.
D.
Proses Konseling
Tugas
konselor adalah mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada
dirinya serta mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar
klien mau belajar menggunakan perasaannya secara penuh. Untuk itu klien bisa
diajak untuk memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada
dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada
dirinya sekarang. Konselor hendaknya menghindarkan diri dari pikiran-pikiran
yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi
maupun memberi nasihat.
E. Fase-fase proses konseling
a)
Fase
pertama, konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang
memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien.
b)
Fase
kedua, konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien.
c)
Fase
ketiga, konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada
saat ini, klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan
perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.
d) Fase keempat, setelah klien
memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling.
F.
Teknik Konseling
Hubungan
personal antara konselor dengan klien merupakan inti yang perlu diciptakan dan
dikembangkan dalam proses konseling. Dalam kaitan itu, teknik-teknik yang
dilaksanakan selama proses konseling berlangsung adalah merupakan alat yang
penting untuk membantu klien memperoleh kesadaran secara penuh.
G. Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestalt
a)
Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien
tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil
tanggung jawab atas tingkah lakunya.
b)
Orientasi Sekarang dan Di Sini, dalam proses konseling konselor tidak merekonstruksi masa
lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang.
c)
Orientasi Eksperiensial, konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri
dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian klien mengintegrasikan kembali
dirinya
F. Teknik-teknik Konseling Gestalt
a)
Permainan Dialog: Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua
kecenderungan yang saling bertentangan,
b)
Latihan Saya Bertanggung Jawab: Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu klien agar
mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya
itu kepada orang lain.
c)
Bermain Proyeksi: artinya memantulkan kepada orang lain perasaan-perasaan yang dirinya
sendiri tidak mau melihat atau menerimanya.
d)
Teknik Pembalikan: konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan
perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
e)
Tetap dengan Perasaan: Teknik dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan atau ia sangat ingin menghindarinya.
BAB III
KESIMPULAN
Terapi
Gestalt adalah suatu terapi yang eksistensial yang menekankan kesadaran disini
dan sekarang. Konsep-konsep utamanya mencakup penerimaan tanggung jawaab
pribadi, hidup pada saat sekarang, pengalaman langsung, penghindaran diri,
urusan yang tidak sesuai dan penembusan jalan buntu.
Sasaran
terapeutik utamanya adalah menantang klien untuk beralih dari dukungan
lingkungan kepada dukungan sendiri. Dalam pendekatan ini, terapis membantu
klien agar mengalami penuh segenap perasaannya dan supaya klien mampu membuat
penafsiran-penafsiran sendiri. Serta terapis lebih memusatkan perhatian pada
bagaimana klien bertindak.
Salah satu kelebihan terapi Gestalt
adalah pengalaman-pengalaman masa lampau klien yang relevan dibawa ke saat
sekarang, sehingga hasilnya jauh lebih baik disbanding dengan hanya
membicarakan keterangan histiris klien secara abstrak. Akan tetapi, terapi
Gestalt cenderung anti-intelektual dalam arti kurang memperhitungkan
factor-faktor kognitif.
DAFTAR
PUSTAKA
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung:
Refika Aditama
Siswohardjono, Aryatmi. 1991. Perspektif Bimbingan dan Konseling dan
Penerapannya. Semarang: Satyawacana
0 Komentar:
Posting Komentar