Senin, 05 November 2012

Polemik Makelar Pekerjaan di Indonesia

           Masyarakat Indonesia yang sekian juta jiwa pada umumnya sekarang ini mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Terlebih lagi mereka yang berada pada setrata sosial yang rendah. Yang perlu dipertanyakan pada saat ini adalah mengapa sangat sulit sekali untuk bisa masuk pada sebuah instansi pemerintahan. Pada umunya setiap lembaga atau instansi pemerintahan apabila mereka membutuhkan tenaga kerja sudah tentu akan mempublikasikannya kepada masyarakat luas. Memang benar sekali sekarang ini banyak info-info lowongan pekerjaan, akan tetapi belum tentu semua info-info tersebut dapat dinikmati oleh semua masyarakat. Dalam artian bahwa belum tentu dalam proses penerimaannya lowongan pekerjaan tersebut sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Banyaknya campur tangan orang dalam maupun luar menjadi masalah yang sudah tidak asing lagi di telingan kita, akan tetapi pada kenyataanya susah sekali membuktikan keberadaan mereka.
Kita mencoba untuk menengok sejarah kelam bangsa Indonesia. Kasus KKN di Indonesia yang paling mengerikan adalah pada masa orde baru. Pada masa orde baru ini Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. Pada masa kepimpinan Soeharto banyak terjadi penyelewengan-penyelewengan yang melibatkan para menteri bahkan keluarganya. Kasus nepotime pada masa orde baru dapat dicontohkan bahwa banyak kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan diisi oleh sanak family para penguasa, bahkan banyak proyek-proyek penting pemerintah dapat dimenangkan oleh keluarga dekat “Cendana”. Praktek nepotisme di Indonesia dapat dikatakan sebagai sebuah kebudayaan. Di era reformasi praktek tersebut malah terlihat blak-blakan akan tetapi sulit untuk dibuktikan. Namun di era reformasi, praktek kotor yang sangat ditentang kini hidup kembali. Tidak sedikit anggota DPR yang duduk di Senayan, memiliki hubungan keluarga antar satu dengan lainnya. Hal serupa juga terjadi di daerah, bagi partai penguasa tidak sedikit anggota DPR yang punya hubungan keluarga dengan pejabat di lingkar kekuasaan. Bagi partai non penguasa, yang mereka jadikan wakil rakyat adalah anggota keluarga. Kalau bukan isteri, suami, anak, keponakan, sepupu bahkan saudara selingkuhan”. (dikutip dari http://nasional.inilah.com)
Pada saat ini kedudukan penting dalam sebuah instansi tidak hanya diperuntukan kepada keluarga atau sanak family, akan tetapi sudah berkembang dengan barang siapa yang memiliki uang akan dapat menduduki jabatan tersebut, dalam kata lain jabatan dapat “diperjualbelikan”. masyarakat Indonesia pada saat ini sudah tidak asing lagi dengan “Makelar CPNS”, kalimat tersebut sudah tidak tabu lagi untuk diperbincangkan. CPNS atau Calon Pegawai Negeri Sipil memang banyak digandrungi masyarakat saat ini karena jangka panjang dari pekerjaan ini cukup menjanjikan. Akan tetapi semakin banyak minat masyarakat tersebut menjadi sebuah kesempatan bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang ini mencoba menawarkan kemudahan dalam proses penerimaan pekerjaan tersebut dan menjanjikan akan diterimanya Si pendaftar tersebut, tetapi dengan imbalan yang cukup besar. Dikutip dari (www.lowongankerjapns.net pada tanggal 26 Oktober 2012) “Seperti pada umumnya saat ada pendaftaran pekerjaan atau lowongan kerja CPNS, maka yang terjadi adalah munculnya banyak makelar. Makelar-makelar ini membujuk pada calon peserta untuk dapat memuluskan keinginan mereka. Dengan berbagai rayuan, para makelar ini membujuk calon peserta agar bisa diterima sebagai CPNS tetapi dengan cara yang mudah. Mereka ini memang sangat pintar menyampaikan bujukanya, sehingga setiap tahun selalu saja ada calon peserta yang terbujuk. Dengan mudahnya mereka menyerahkan sekian juta uang kepada para makelar ini dan merasa yakin akan diterima sebagai PNS.
Dari uraian tersebut diharapkan pemerintah mampu menghentikan praktik makelar pekerjaan tersebut, karena praktik tersebut dapat merugikan berbagai pihak yang terkait. Untuk semua masyarakat Indonesia hendaknya mulai merubah pola pikir yang konvensional. Mereka yang biasanya memperoleh sesuatu dengan instan, maka dapat dipastikan etos kerja mereka rendah sehingga mereka bekerja hanya semata-mata untuk uang.

Sumber:
http://www.lowongankerjapns.net/artikel/lihat/makelar-cpns-bermunculan.html#axzz29zRtgwsh
http://nasional.inilah.com/read/detail/1592432/reformasi-demokrasi-vs-nepotisme-baru
http://garuda-bangsa.blogspot.com/2012/03/potret-hitam-orde-baru-dalam-sejarah.html

0 Komentar:

Posting Komentar

 
!!!!Ingat pesan BUNG KARNO: JANGAN SEKALI-SEKALI MELUPAKAN SEJARAH!!!!